Welcome to our website !
Mungkin sudah banyak yang dengar kasus tentang Pak Raden alias Drs Suyadi yang meminta hak ciptanya kepada PFN (Perusahaan Film Negara) tentang tokoh unyil dan kawan-kawan. Beberapa tokoh bersimpati dan membuat kampanye untuk menolong Pak Raden baik melalui media offline maupun media online seperti website, Facebook dan Twitter. Ini beberapa desain yang berhubungan dengan Pak Raden, mana yang kamu suka? :D



Whether you’re starting your own freelance business or launching a start-up, getting your new brand into the universe can be just plain scary. But, just like anything else, nothing is ever as hard as that first step.
With a little bit of guidance, a little more elbow grease, and that big ol’ creative brain of yours, getting people excited about what you’re doing will be easier than you think. Here are four effective (and affordable!) ways you can start getting the word out.

1. Host Your Own Focus Group

If you feed them, they will come. Throw together your favorite dish and gather your friends, family, and neighbors (and theirs too), for a casual focus group. Between bites, fill them in on what you’re doing. Since they already know you, it will be easy for them to ask lots of questions (some of which you may not have considered). Also, don’t forget you’ve invited them for a purpose, so be sure to keep a notebook handy to jot down all the feedback and suggestions you get.
Although feedback isn’t always easy to hear, ultimately both you and your brand will grow as a result—not to mention, your guests will feel invested by having the opportunity to contribute. If you can stand the baking and houseguests, make it regular event. It’s a great way to nurture your network and keep your brand buzzing in the ears of your current and future fans.

2. Generate Valuable Content

The phrase “Content is King” may be a jargon-laced aphrodisiac for marketing executives, but how does it apply to your brand? It’s simple: Creating content—articles, videos, whatever—is a great way to get your name out there, but only if it’s good. The content you share should be a value-add, not a sales pitch.
For example, if you bake and sell personalized ginger cookies, writing a blog post titled “Why You Need Ginger Cookies with Your Name on Them and Why You Should Buy Them From Me” isn’t going to cut it. Yes, technically it’s content, but is it something your audience needs or wants to know? No. Instead, post a topical article like “Ginger ranked #6 in Top 10 Foods for Cognitive Health” and include your thoughts, along with links to relevant pages or articles on your site.
When brainstorming content ideas, don’t forget, you’re a consumer too. Research your favorite brands to see how they use content to keep you coming back for more.
Also, always be on the lookout for valuable content to share with your network. Find an article that covers an interesting topic in your industry? Link to it. Find a website that targets your audience? Pitch an interview. Positioning yourself as an expert not only on your product, but on your whole market will build a strong reputation for your brand.

3. Develop Your Platforms

So, now that you’ve compiled all that meaty content, what do you do with it?
In PR, we consider the platforms we use to distribute our message to be just as important as the message itself. And these days, one of the most important platforms you have is your blog or website. Think of this as your foundation platform—your home base. Which means, in addition to all the content you’ll be posting, you also want it serve as your virtual biography. Be sure to include an “about” section that tells the story of your brand in your own words.
(Note: If you’re breaking out in hives at the thought of starting your own blog or website, don’t worry—you’ll have lots of choices that cater to the less tech-obsessed. Both Tumblr and WordPress are great places to start, not to mention free!)
Once your foundation platform is up and running, you’ll need a way to tell everyone how to find you, and that’s where social media comes in. Familiarize yourself with outlets that speak specifically to your brand and audiences: Naturally, Facebook, Twitter, and LinkedIn are a must, but be sure to investigate other platforms like Instagr.am, foursquare, Pinterest, YouTube, and Meetup, too.
More importantly, keep your pages updated and active. It’s better to post frequently on a few platforms rather than infrequently on many platforms. Also, remember the Internet almost never forgets, so make sure every post is something you’d be proud to have associated with your brand, both today and years down the road.

4. Participate

You hear it all the time, but it’s so true: Get out there! Don’t ever forget the power of PR’s oldest friend: a face-to-face conversation. Attend events in your industry, volunteer in your community, and nurture your growing network. Join entrepreneurial groups and women’s leadership groups. If you aren’t sure where to start, try looking up your competition. See what associations they’re affiliated with and what conferences they attend, and make a point to go as well. The more people you engage, the better your brand will be known—and that’s arguably the most important part of getting it off the ground.

Now you’re ready to venture out to boost your brand! As you progress, don’t forget that brands are constantly evolving. How you talk about your brand will shift based on the feedback you receive, as well as changes in the market. But don’t worry—that’s not only allowed, it’s expected. Be sure to go back to the drawing board occasionally, and see if your message needs a refresher. If it does, you know just how to proceed.

Sebuah artikel yang menarik saya temukan terkait membangun brand oleh Hermawan Kertadjaya. Artikel ini di tulis oleh Alina Mustaidah di website bisnisukm.com. saya mencoba menyadur dan meringkas artikel ini agar lebih mudah dan cepat dibacanya :D So, selamat membaca yah.

“Adakah perusahaan, yang ketika dia tutup dan produknya sudah tidak keluar, konsumen akan sedih?” itu pertanyaan Hermawan kertadjaya. Jika Anda menemukan jawabannya, itulah produk pemilik brand (merk) yang sangat kuat. Menciptakannya, tentu saja tidak cukup hanya dengan beriklan. Baik itu di media cetak (printing ad), iklan luar ruang (outdoor), maupun iklan-iklan model baru.

Membangun brand yang kuat perusahaan tidak boleh hanya mengandalkan iklan. Perusahaan harus melakukan sesuatu yang mengena di benak konsumen, tidak sekadar menjual tetapi memiliki implikasi jangka panjang.
Perusahaan yang memiliki reputasi bagus tidak lagi memerlukan promosi, marketing, public relation, atau corporate social responsibility (CSR) karena hal itu telah terjadi dengan sendirinya. Cara baru membangun brand adalah dengan membentuk bisnis yang dicintai oleh oleh konsumen juga karyawan perusahaan.

Hal ini terkait reputasi. Bagi customer, reputasi yang baik akan menentukan keputusan membeli. Bagi karyawan perusahaan, nama baik akan memicu mereka untuk loyal dan berkomitmen. Selain itu, nama baik juga akan menarik media untuk terus mengikuti perkembangan.

contoh dari reputasi yang baik ini adalah The Body Shop dan Apple. The Body Shop, dikenal sebagai produk yang ramah lingkungan sehingga bisa mengambil simpati konsumen di seluruh dunia. Selain itu, Anita Roddick, pencipta merek tersebut, dikenal sebagai aktivis lingkungan hidup dan bisnisnya juga sangat concern terhadap perekonomian dunia ketiga.
Sedangkan produk-produk Apple dikenal memiliki reputasi tersendiri dibanding produk elektronik sejenis. Bahkan saat ini, perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs itu telah menjual jutaan keping produknya dan menciptakan konsumen yang loyal.
Dalam membangun brand yang kuat, harus dimulai dengan menyinergikan pikiran, hati, dan jiwa, yang lantas diimplikasikan kepada model bisnis dengan menciptakan misi, visi, dan nilai. Misinya, perusahaan bisa memberi manfaat kepada manusia dan lingkungan. Visinya, perusahaan bisa menjadi yang terdepan dalam menciptakan inovasi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dan nilainya adalah menciptakan nilai keekonomian, lingkungan yang sehat, dan mendukung perkembangan sosial.
Menurutnya, perusahaan perlu melakukan usaha-usaha untuk mempertahankan diri bagi orang-orang yang mencintai perusahaan. Akhirnya, perusahaan akan mampu menciptakan brand-nya akan mempunyai brand integrity, brand identity, dan brand image.
Mengetahui peta pengguna eCommerce di asia pasifik dari sebuah survey yang dilakukan oleh Martercard. link lengkapnya bisa di diliat disini.


"Coffee cup sekali pakai ini butuh waktu sebulan membuat-nya dan dijual hingga ratusan dollar."


Bagaimana anda memperlakukan sebuah Coffee cup yang terbuat dari steriofoam?  minum isinya, lalu buang? yah itu lah nasib sebuag Coffee cup sekaliu pakai. Tapi di tangan  Cheeming Boey, artis kelahiran malaysia yang sekarang bekerja di California, Coffee cup sekaliu pakai ini menjadi sebuah karya yang menakjubkan, hingga Anda sayang untuk membuangnya, bahkan mungkin untuk mengisinya dengan kopi.

Boey. 34 tahun, sudah menjual coffee cup nya itu selama 6 tahun, dan ada yang menghargainya hingga $1,250 atau sekitar 12 juta rupiah. Gambar-gambar yang dibuatnya dengan detail.dan mengelilingi coffee cup tanpa putus.

Hal ini mungkin bisa menjadi ide buat Anda, dari sesuatu yang terlihatbiasa saja, bisa kita design sehingga memberikan kesan emosional kepada client anda, membuat mereka terkesan dan mengingat selalu product Anda.

Image yang lainnya:

Saat ini dunia usaha menggeliat dengan makin banyak bermunculan bisnis-bisnis baru, bisnis barang atau jasa baik bidang formal ataupun informal. Bersamaan dengan itu fasilitas Internet di Indonesia juga semakin baik. Banyak yang beranggapan sudah saatnya memanfaatkan internet untuk berbisnis namun disisi lain banyak juga pengusaha yang merasa tidak ada alasan usahanya, apalagi yang masih berkembang, menghambur-hamburkan uang untuk membuat website.

Sayangnya, walaupun sudah banyak yang tahu bagaimana bentuk website tapi belum banyak yang tahu apa manfaat website bagi bisnis yang kita jalani. Kali ini saya kan memberikan 10 alasan yang mungkin dapat membantu pertimbangan Anda untuk membuat website pada bisnis Anda:

1. Website membuat bisnis Anda buka 24 jam/hari dan 7 hari/minggu.



Jika Anda punya Toko, berapa lama waktu oprasionalnya? dari jam 10 jam? bagaimana dengan sabtu dan minggu? Website membuat jam oprasional bisnis Anda menjadi 24 jam/hari dan 7 hari/minggu. setiap pengunjung yang datang ke website Anda dapat mengetahui bentuk usaha/bisnis Anda, melihat katalog produk, dan mengetahui informasi yang dibutuhkan walaupun diluar jam oprasional usaha Anda.


2. Website adalah brosur/katalog online Anda, yang dapat dirubah kapan saja

Dalam setiap bisnis/usaha pasti kita perlu membuat brosur. Membuat brosur cetak bukanlah perkara mudah, dia memerlukan biaya yang tidak sedikit dan jika ada perubahan informasi didalamnya sisa brosur tersebut akan sia-sia. Website adalah tempat yang mudah, cepat dan murah untuk meng-update brosur bisnis Anda dibandingkan brosur cetak. Kapasitas Informasi yang Anda ingin sampaikan juga lebih besar, sehingga klien Anda mendapatkan informasi mengenai bisnis Anda dengan lebih konprehensif. Hal ini juga dapat menghemat untuk biaya cetak dan distribusi brosur.


3. Meraih pangsa pasar baru dengan pengunjung global.

Di Internet, bisnis Anda tidak lagi hanya akan dikenal dalam lingkup lokal saja, tapi juga gelobal. Bisnis Anda berpotensi dikenal oleh jutaan orang dari seluruh dunia. Ya, Internet adalah tempat yang paling efektif untuk transaksi baik nasional, maupun internasional.


4. Meningkatkan pelayanan terhadap klien/pelanggan.

Dengan membuat layanan tanya-jawab di website Anda, penjualan dan indormasi dapat di proses secara otomatis dan saat itu juga walaupun tidak ada orang di kantor. Dengan formulir online, klien/pelanggan diperbolehkan untuk bertanya tentang informasi lebih lanjut yang diinginkannya. Hal seperti memberikan klien/pelanggan untuk dapat mendownload invoice/faktur, proposal atau dokumen penting lainnya juga akan sangat menghemat biaya.


5. Mempresentasikan Profesional Image.

untuk usaha kecil atau menengah, disain website yang baik dapat meningkatkan percaya diri dan terlihat lebih besar dari yang sebenarnya. Zaman sekarang, pelanggan sudah berfikir bahwa setiap produk atau bisnis memiliki website. Saat ini kompetitor utama Anda mungkin sudah hadir di Internet, jika iya, lakukan hal yang sama dan cari cara agar Anda lebh baik dari mereka.


6. Menjual produk Anda.

Mengapa harus membayar lebih mahal biaya sewa, listrik, dan lainnya seperti bisnis zaman dulu. Berjualan secara online lebih murah dan cara yang baik untuk mendampingi bisnis offline Anda. membuat keamanan dalam pemesanan online juga tidak terlalu mahal, bahkan untuk usaha kecil sekalipun.


7. Promosikan layanan Anda.

Pengacara, Dokter, Konsultan, artis dan semua bisnis dibidang jasa harus memberitahukan kepada para pelanggan, bahwa mereka punya pilihan. Jutaan pengguna mencari refrensi dari website dan melihat ke website-website perusahaan sebelum mereka memutuskan kapan mereka memerlukan layanan dibidang jasa yang akan digunakan.


8. Mengumpulkan Informasi dan mendapatkan masukan yang bernilai.
Anda dapat mengumpulkan informasi dari pelanggan dan pelanggan potensial Anda dengan menggunakan formulir dan survey online yang bisa dipasang di website Anda daripada harus bersusah payah keluar kantor dan meminta setiap orang satu persatu. Biarkan pelanggan Anda yang datang. Ini adalah alat yang bagus untuk mengetahui cara pandang pelanggan anda melihat produk dan layanan jasa Anda.

9. Merikan Kepuasan lebih cepat.

Orang zaman sekarang sangat sibuk, mereka tidak mau menunggu lama untuk mendapatkan informasi. Berikan apa yang mereka inginkan saat mereka mengiginkannya melalui wensite perusahaan Anda. Jika produk Anda cocok, Anda bisa memberikan contoh gratis atau ujicoba selama beberapa waktu untuk di download. Hal ini termasuk brosur, gambar, musik, power point, dan lain-lain.


10. Alat perekrut yang bagus
Saat Anda membutuhkan pegawai atau ingin menampilkan lowongan kerja, website Anda adalah alat yang bagus untuk membangun usaha Anda.

Mirza
Mashable
Inline image 1
Mashable
Inline image 1

ibrandstudio 
Inline image 2

ibrandstudio
Inline image 3

brandignity
Inline image 4

ibrandstudio
Inline image 5

ibrandstudio
Inline image 6

ibrandstudio
Inline image 8

ibrandstudio
Inline image 9

ibrandstudio
Inline image 11

ibrandstudio
Inline image 12

mshcdn
Inline image 13

ibrandstudio
Inline image 14

ibrandstudio
Inline image 15

Inline image 1
Polisi (P) : Selamat siang mas, bisa lihat Sim dan STNK ?
Sopir (S) : Baik Pak.
P : Mas tau kesalahannya apa ?
S : Gak Pak.
P : Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya (sambil nunjuk ke plat nomor taksi yang memang gak standar) sambil langsung mengeluarkan jurus sakti mengambil buku tilang, lalu menulis dengan sigap.
S : Pak jangan ditilang deh. Wong plat aslinya udah gak tau ilang kemana. Kalo ada pasti saya pasang.
P : Sudah saya tilang saja. Kamu tau gak banyak mobil curian sekarang ? (dengan nada keras !!)
S : (Dengan nada keras juga) Kok gitu ! Taksi saya kan ada STNKnya Pak. Ini kan bukan mobil curian !
P : Kamu itu kalo dibilangin kok ngotot (dengan nada lebih tegas). Kamu terima aja surat tilangnya (sambil menyodorkan surat tilang warna MERAH).
S : Maaf, Pak saya gak mau yang warna MERAH suratnya. Saya mau yang warna BIRU aja.
P : Hey ! (dengan nada tinggi), kamu tahu gak sudah 10 hari ini form biru itu gak berlaku !
S : Sejak kapan Pak form BIRU surat tilang gak berlaku ?
P : Ini kan dalam rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU. Dulu kamu bisa minta form BIRU, tapi sekarang ini kamu gak bisa. Kalo kamu gak mau, ngomong sama komandan saya (dengan nada keras dan ngotot)
S : Baik Pak, kita ke komandan Bapak aja sekalian (dengan nada nantangin tuh polisi)

Dalam hati saya, berani betul sopir taksi ini.
P : (Dengan muka bingung) Kamu ini melawan petugas ?
S : Siapa yang melawan ? Saya kan cuman minta form BIRU. Bapak kan yang gak mau ngasih
P : Kamu jangan macam-macam yah. Saya bisa kenakan pasal melawan petugas !
S : Saya gak melawan ? Kenapa Bapak bilang form BIRU udah gak berlaku? Gini aja Pak, saya foto bapak aja deh. Kan bapak yang bilang form BIRU gak berlaku (sambil ngambil HP)

Wah … wah …. hebat betul nih sopir ! Berani, cerdas dan trendy. Terbukti dia mengeluarkan HPnya yang ada kamera.
P : Hey ! Kamu bukan wartawan kan ? Kalo kamu foto saya, saya bisa kandangin (sambil berlalu).

Kemudian si sopir taksi itu pun mengejar polisi itu dan sudah siap melepaskan shoot pertama (tiba-tiba dihalau oleh seorang anggota polisi lagi).
P 2 : Mas, anda gak bisa foto petugas seperti itu.
S : Si Bapak itu yang bilang form BIRU gak bisa dikasih (sambil tunjuk polisi yang menilangnya) .

Lalu si polisi ke 2 itu menghampiri polisi yang menilang tadi. Ada pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau si sopir dan polisi yang menilang. Akhirnya polisi yang menghalau tadi menghampiri si sopir taksi.
P 2 : Mas, mana surat tilang yang merahnya? (sambil meminta)
S : Gak sama saya Pak. Masih sama temen Bapak tuh (polisi ke 2 memanggil polisi yang menilang)
P : Sini, tak kasih surat yang biru (dengan nada kesal)

Lalu polisi yang nilang tadi menulis nominal denda sebesar Rp.30.600,- sambil berkata : Nih kamu bayar sekarang ke BRI ! Lalu kamu ambil lagi SIM kamu disini. Saya tunggu.
S : (Yes !!) OK Pak ! Gitu dong, kalo gini dari tadi kan enak.

Kemudian si sopir taksi segera menjalankan kembali taksinya sambil berkata pada saya, : Pak, maaf kita ke ATM sebentar ya . Mau transfer uang tilang. Saya berkata : “Ya, silakan.”

Sopir taksi itupun langsung ke ATM sambil berkata, “Hatiku senang banget Pak, walaupun ditilang, bisa ngasih pelajaran berharga ke polisi itu. Untung saya paham macam-macam surat tilang.

Tambahnya, : “Pak kalo ditilang kita berhak minta form biru, gak perlu nunggu 2 minggu untuk sidang. Jangan pernah pikir mau ngasih DUIT DAMAI! Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum.

Dari obrolan dengan sopir taksi tsb dapat saya infokan ke Anda sebagai berikut :

SLIP MERAH, berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan dan mau membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan setempat. Itu pun di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang dan oknum pengadilan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai nilai tilang. Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di kejaksaan setempat. Disini pun banyak calo dan oknum kejaksaan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang.

SLIP BIRU, berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda. Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer rekening tertentu (kalo gak salah no. rek Bank BUMN).

Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk ditukar dengan SIM/STNK kita di Kapolsek terdekat di mana kita ditilang. You know what ? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya tidak melebihi 50 ribu ! Dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA. 

Sebagian staf IT harus terus belajar mandiri untuk mengejar perubahan teknologi.
Bicara pekerjaan di bidang IT memang susah. Laporan dari CompTIA tentang keluhan dari jajak pendapat yang diwakili 500 pengusaha dan manager IT terhadap staf mereka. Disebutkan 93% ada kesenjangan antara keahlian dari staf IT mereka. Manager IT mengharapkan  keahlian stafnya mereka benar benar siap dalam pekerjaannya. Tetapi hanya 56% yang mengatakan staf mereka memiliki ketrampilan hampir mendekati dari apa yang manager inginkan.

Saat ini banyak perkembangan teknologi baru. Misalnya sistim Cloud, mobilitas, atau video konferensi. Ada kekhawatiran staf IT masih belum mengetahui banyak hal seperti itu dan masih mengejar pengetahuan baru diatas.

Beberapa manager mengatakan, mereka terkadang menyalahkan diri mereka sendiri. Karena teknologi berubah begitu cepat. 15% responden mengatakan mereka memiliki proses formal untuk mengidentifikasi kesenjangan untuk staf IT mereka. Sedangkan 56% berani menyebut bahwa mereka tidak memiliki proses sama sekali. Staf IT mereka diterima begitu saja, tanpa ada pelatihan yang cukup.

Semakin besar perusahaan akan semakin banyak karyawan. Karyawan biasa akan membawa perlengkapan mereka sendiri ke kantor. Hal ini menyulitkan staff IT dalam beberapa tahun ke depan. Karena departemen mereka harus berjuang sendiri untuk membantu karyawan lain. Microsoft atau Oracle misalnya melakukan pendidikan untuk staf, tetapi dalam kasus lain dimana karyawan harus belajar sendiri.

Bagaimana perusahaan mencari jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan teknologi mereka. 57% disebutkan melakukan pelatihan bagi staf, 38% memiliki sumber luar atau kontraktor yang memenuhi kebutuhan mereka, 28% akan mencari staf baru untuk bidang yang dibutuhkan.

Disini kemampuan para karyawan IT harus bertahan dengan perkembangan teknologi. Seorang staf IT tidak bisa menunggu pihak perusahaan mengidentifikasi kekurangan mereka, menyediakan dana, mengorganisasi pelatihan dan hal lainnya. Departemen IT harus bisa mengetahui kekurangan mereka dari diri sendiri. Tantangan bagi sebuah perusahaan, khususnya di bidang IT.  Harus memiliki inisiatif lebih dahulu dibanding orang lain.


http://obengware.com/news/index.php?id=9123