Welcome to our website !
Abang menemukan video tentang branding menarik tentang perbedaan mind share dan market share. Ini menarik karena merupakan perbedaan antara seberapa besar pengaruh brand dan berapa besar pangsa pasar yang kadang tidak berbanding lurus. Nah, buat anak marketing dan Brand Adviser silahkan simak rekaman 4 video dibawah ini, semoga banyak mendapat manfaat :D





Ber-iklan di Internet saat ini makin marak terutama saat ini dimana google sudah membuka kantor cabangnya di Indonesia. Website lokal dari Indonesia pun mulai banyak menghiasi iklan-iklan di berbagai website dan facebook.

Nah, sebelum anda ingin membuat iklan di media internet/online, mungkin perlu mengetahui beberapa hal yang diperhatikan dalam membuat iklan di media internet.

Ketahui dimana anda harus beriklan
Ada banyak pemain dalam iklan internet, paling tidak ada 2 metode yang dipakai, embedded advertising and website advertising. Embedded advertising adalah media iklan yang buat oleh perusahaan tertentu dan dia bekerja sama dengan pihak ketiga untuk menempelkan iklannya di berbagai website, contohnya google adwords, SITTI, dll.  Dan Website advertising adalah website yang menyediakan layanan beriklan dimana target nya adalah pengunjung website tersebut, contohnya facebook, detik.com, kaskus, dll.

Mengetahui karakteristik pengguna internet
pengguna internet memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan media cetak, electronik dan media luar ruang (baliho, spanduk, dll.). Misalnya dimana mereka membuka internet (kantor apa rumah atau warnet), menggunakan PC atau smartphone, anak muda atau pekerja, beraktifitas di internet saat siang atau malam, dan seterusnya. Biasanya pengguna internet mengharapkan informasi yang lebih cepat, detil dan jelas dibandingkan media iklan lain. pastikan anda mengetahui sasaran target market anda.

Tentukan Target market 
Setelah mengetahui karakteristik pengguna internet, tentukan target market anda. hal ini akan terkaitdalam menetukan dimana sebaiknya beriklan. apakah di google adwords atau detik.com misalnya. beriklan dengan perusahaan iklan yang menempel dengan website lain memang lebih mudah untuk mengkostumisasi target market, tapi pastikan dimana saja mereka menempel iklannya. Jika anda memilih iklan di sebuah website ketahui karakteristik pengguna website tersebut.

Siapkan halaman mengenai informasi produk anda
Ikan di Internet biasanya hanya sebuah link/tautan dengan sedikit kata-kata dan gambar. pastikan anda tidak hanya menautkan iklan ini ke website saja, tapi tautkan ke halaman khusus yang menerangkan produk anda secara lebih detil.

Media
Berbeda dengan media lainnya anda punya lebih banyak cara untuk beriklan. Ada banyak media yang bisa anda pakai, tidak cuma teks iklan seperti iklan baris, gambar banner, tapi juga video, animasi bahkan media suara. Tentukan bentuk apa yang pas dengan strategy iklan anda.    

Biaya
berbeda dengan beriklan di media electronik, cetak dan offline lainnya, di internet anda mempunya banyak pilihan, dari mulai yang gratis hingga berbayar. tentunya tidak sepenuhnya gratis, karena biaya murah atau gratis memerlukan upaya yang lebih besar ketimbang yang berbayar. setidaknya ada beberapa metode yang di pakai. PPC (pay per click) iklan yang anda bayar jika iklan anda di klik pengguna, PPI (pay per impression), iklan yang anda bayar per tayang, iklan per hari, iklan per minggu, iklan per bulan, hingga iklan pertahun dan masih banyak lagi sesuai program yang berikan dari agency ilkan online.

Semoga hal ini bisa membantu anda sebelum melakukan iklan di ranah internet. Jika Anda butuh bantuan mengenai iklan di internet jangan segan hubungi kami di Email: inpixl.com@gmail.com, chat di YM: mirzainpixl, website: www.inpixl.com
Ini matematikanya yang logikanya kacau-balau, dan sesungguhnya sangat memalukan bahwa ini dikeluarkan oleh Depag yang merupakan instansi resmi pemerintah.
"Kepala Pusat Kerukunan Beragama Kemenag RI, Abdul Fatah, menyatakan berdasarkan data tahun 2010, pada tahun 1997 hingga 2004 jumlah gereja Katolik bertambah 153 persen dari 4.934 menjadi 12.473, gereja Protestan 131 persen dari 18.977 menjadi 43.909, jumlah vihara bertambah 368 persen dari 1.523 menjadi 7.129, jumlah pura Hindu naik 475,25 persen dari 4.247 menjadi 24.431, sedangkan masjid hanya bertambah 64 persen dari 392.044 menjadi 643.843." 
  • Gereja Katolik: 153% -- dari 4.934 jadi 12.473; pertambahan = 7.539
  • Gereja Protestan:  131% -- dari 18.977 jadi 43.909; pertambahan = 24.932
  • Vihara: 368% -- dari 1.523 jadi 7.129; pertambahan = 5.606
  • Pura: 475% -- dari 4.247 jadi 24.431; pertambahan = 20.184
  • Masjid: 64% -- dari 392.044 jadi 643.843; pertambahan = 251.799
Jumlah total gereja Katolik, Protestan, vihara dan pura: 12.473 + 43.909 + 7.129 + 24.431 = 175.884
Jumlah total masjid: 643.843
Jumlah total pertambahan gereja Katolik & Protestan, pura dan vihara: 7.539 + 24.932 + 5.606 + 20. 184 = 58.261
Jumlah total pertambahan masjid: 251.799.
Sekarang menjadi terang-benderang bahwa persentase bisa sangat menyesatkan. Angka konkretnya memperlihatkan bahwa jumlah total semua gereja, vihara dan pura bila digabung pun masih kalah jauh banyaknya dibanding jumlah total masjid. Demikian pula total jumlah pertambahannya dari 1997 sampai 2004, jumlah total pertambahan masjid masih jauh di atas jumlah gabungan total pertambahan hereja, vihara dan pura.
Siapa yang dikira oleh Depag akan bisa dibodohi oleh permainan angka-angka ini?
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/12/06/03/m51lw4-pertumbuhan-masjid-di-indonesia-rendah
Pertumbuhan Masjid di Indonesia Rendah
Sunday, 03 June 2012, 20:09 WIB
Republika/Agung Supriyanto

Pertumbuhan Masjid di Indonesia Rendah
Masjid Istiqlal di Jakarta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jumlah pertumbuhan masjid di Indonesia rendah. Demikian yang terlihat dari data statistik pertumbuhan masjid di Indonesia yang dimiliki Kementrian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI). 
Kepala Pusat Kerukunan Beragama Kemenag RI, Abdul Fatah, menyatakan berdasarkan data tahun 2010, pada tahun 1997 hingga 2004 jumlah gereja Katolik bertambah 153 persen dari 4.934 menjadi 12.473, gereja Protestan 131 persen dari 18.977 menjadi 43.909, jumlah vihara bertambah 368 persen dari 1.523 menjadi 7.129, jumlah pura Hindu naik 475,25 persen dari 4.247 menjadi 24.431, sedangkan masjid hanya bertambah 64 persen dari 392.044 menjadi 643.843.
Abdul Fatah juga menyampaikan jumlah penduduk dan rumah ibadah di Indonesia. “Jumlah umat Islam 207.176.162 sedangkan jumlah masjid 239.497, jumlah umat Kristen 16.528.513 dengan jumlah gereja Kristen 60.170, jumlah umat Katolik 6.907.873 dengan jumlah gereja Katolik 11.021, jumlah umat budha 1.703.254 dengan jumlah vihara 2.354, jumlah umat Hindu 4.012.116 dengan jumlah pura 24.837, dan jumlah umat konghucu 117.091 dengan jumlah kelenteng 552,” kata Abdul dalam pesan singkatnya kepada Republika Ahad (3/6).
Menurut Abdul, rendahnya pertumbuhan jumlah masjid di Indonesia dikarenakan masyarakat Indonesia lebih cenderung untuk menambah kapasitas masjid dibandingkan menambah jumlah unit masjid.
Hal senada diungkapkan Direktorat Urusan Agama Islam (Urais) dan Pembinaan Syariah Kemenag RI, A. Jauhari. Jauhari mengatakan terdapat paham keagamaan dalam umat Islam Indonesia yaitu satu desa satu masjid.
“Umat Islam di Indonesia masih menganut paham bahwa satu desa cukup satu masjid. Masjid tidak boleh lebih dari satu dalam satu desa. Jika ditambah, akan menjadi persoalan. Karena itu, masyarakat kita lebih memilih memperbesar masjid dibandingkan membangun masjid baru,” ujar Jauhari.
Jauhari mengungkapkan umat Islam cukup beribadah dalam satu tempat yaitu masjid. Sedangkan umat lainnya, kata Jauhari, jika berbeda aliran berbeda pula tempat ibadahnya. “Karena itu mereka membangun rumah ibadah,” ungkap Jauhari.
Jauhari mengatakan rendahnya pertumbuhan masjid dibandingkan dengan rumah ibadah lainnya merupakan bukti bahwa agama lainnya memperoleh hak yang sama untuk membangun rumah ibadah. “Perizinan pembangunan rumah ibadah tidak susah. Buktinya pertumbuhan rumah ibadah lainnya bertambah,” kata Jauhari


Beberapa hari belakangan saya sedang mempelajari how to music sale, ditengah persaingan antara penjualan dengan pembajakan serta bentuk produk yang disenangi konsumen. Menurut saya jualan lagu itu kayak berjalan di padang pasir, bisa kemana aja, luas tapi perjalanan yang berat. 

Diantara kegiatan ngulik2 saya ternyata ada yang menarik yang dilakukan sekelompok penyanyi dalam mempromosikan lagunya. Mereka adalah Boys2boys, yang didalamnya ada adera dan aji, yang jebolan Indonesia Idol. mereka memulai dengan merekam video di Youtube dan meng-cover lagu-lagu terkenal di kamar bahkan di warung makan, terkadang juga akapela. kegiatan merekam lagu2 ini ternyata di sukai, bermunculan lah penggemar mereka dan diundang ke berbagai event.  

Belakangan mereka meng-upload lagu mereka sendiri yang judulnya "O.K.A.Y" caranya sama, masih menyanyikannya di kamar dengan segala kehebohannya dan tentunya lagu seadaannya, but di akhir video mereka mendengarkan lagu yang sama dengan kualitas dapur rekaman. Hal ini mebuat yang menonton bertanya-tanya dimana bisa mendapatkan lagunya. Yes, pastinya lagu mereka gak jelek makanya banyak yg minta dan pasti banyak yang mencari di google, apa ada di website-website downloader. 

Hal ini berbeda dengan penyanyi lain yang melempar video klip sebagus2nya di youtube, TV dan Radio, yang akhirnya malah menjadi lahan pembajakan. menampilkan lagu dengan kualitas seadanya atau dengan akustic sebelum lagu sebenarnya keluar menurut saya cara yang keren membuat rasa penasaran penonton. Sedikit permasalahan adalah sisi distribusinya, bagaimana mp3 yang di jual tidak lalu di bajak :D tapi mungkin dengan DRM bisa sedikit teratasi. Semoga pencipta lebih kreatif dari pembajak :D
Beberapa berita, baik offline dan online belakangan kembali diwarnai berita tentang ahmadiyah, dari mulai perusakan mesjid ahmadiyah di Babakan Sindang, Singaparna, Tasikmalaya dan pengelasan pintu mesjid mereka di kota Banjar. Semantara itu, Presiden hanya bisa mengatakan 'prihatin' dan pejabat terkait hanya meng-counter dengan bahwa umat ahmadiyah mempunyai hak yang sama di negri ini. 

Tercatat sejak awal tahun 2000 pemeluk ahmadiyah menjadi target buruan beberapa kelompok yang memiliki paham ke-Islaman yang berbeda. Kasus penyerangan terhadap Ahmadiyah terangkat sejak penyerangan markas-nya di Parung 2005 dan puncaknya adalah terbunuhnya 3 anggota Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Tapi perbuaruan ini tidak berhenti disitu, karena pihak penyerangnya berlindung dibalik agama dimana pemerintah sangat 'berhati-hati' dalam menyelesaikannya, paling tidak itu yang di katakan jika tidak mau di bilang 'takut'. 

Pelakunya adalah kelompok yang sama dan berkaitan.

Penyerangan dan perburuan terhadap Ahmadiyah dilakukan oleh beberapa kelompok yang saling berhubungan satusama lain dan dengan pola-pola yang sama dalam memburu ahmadiyah bahkan berafiliasi pada pejabat negara. Semua ini karena perbedaan pemahaman atau sebut saja ideologi dalam Islam. Namun sejarahnya perbedaan Ahmadiyah bukanlah satu-satunya, fakta sejarahnya sudah sejak sebelum kemerdekaan negri ini Agama Islam masuk dalam berbagai pandangan dan aliran. Sebut saja Syiah yang kini juga menjadi sasaran dari kelompok yang sama yang menyerang Ahmadiyah. Aliran tarekat yang memiliki pandangan sufisme yang dianggap bid'ah oleh kelompok ini. Aliran tarekat  yang lain bahkan sudah menjadi pandagan turun-temurun di Sumatra barat, kalimantan dan sulawesi misalnya dan bercampur dengan kebudayaan setempat. Bagaimana Anda menilai Islam Aboge yang menguasai sebuah kampung dengan pakaian khas dan rambut pirangnya? dengan melakukan Solat yang mendekatkan waktu solat satu dengan setelahnya? Dan bisa lebih banyak lagi jika Anda menontonnya di acara 'Ethnic Runaway' di sebuah TV. 

Paling tidak ada 2 pandangan yang saya dapati, yang saya dengar selama berbincang dan mendengarkan setiap ceramah kelompok pembenci Ahmadiyah ini, bahwa keislaman selain kelompoknya adalah sesat yang merusak umat Islam selain itu Islam Primitif. Ahmadiyah, Syiah, dan tarekat modern (yang ada di kota-kota besar) adalah kelompok pertama, sedang kelompok Islam yang kedaerahan adalah Islam primitif. 

Yang saya kenal adalah Amin Djamaludin dan Hartono Ahmad Jaiz yang mengaku sangat mengenal Ahmadiyah dan aliran sesat di Indonesia. Mereka berkeliling daerah me-loby pemuka agama setempat dan memberikan pandangan permusuhan terhadap kelompok selain pandangannya. Gerakan kelompok ini ingin menghapuskan berbagai kelompok Islam yang memiliki pandangan sesat yang merusak menurut mereka dan menyerahkan cara penghapusannya kepada kelompok-kelompok masing-masing dari mulai penyerangan anarkis hingga penyegelan. Masalahnya orang ini tidak punya bukti yang benar terkait dengan tuduhannya.

Penyalahartian adalah upaya yang jitu.

Pada Kasus Ahmadiyah yang menguak, penyegelan mesjid dan pelarangan kegiatan ahmadiyah didasarkan dari SKB 3 mentri agama, dalam negri dan kejaksaan agung, Padahal dalam SKB itu tidak melarang kegiatan kelompok Ahmadiyah. Dalam ranah perdebatan agama, pernyataan apapun yang menyatakan ke Islaman kelompok Ahmadiyah selama ini dianggap kebohongan, pernyataan 2 kalimah Syahadat, adzan dan kitab sucinya adalah al Quran tidak dianggap. Upaya memusyawarahkan permasalahan ini menurut kesaksian anggota Ahmadiyah biasanya adalah usaha memaksa kelompok ini untuk menandatangani pernyataan yang sudah disusun sebelumnya agar kelompok Ahmadiyah membubarkan diri.

Dilema pembubaran Ahmadiyah

Saat muncul wacana tentang pembubaran FPI yang meresahkan karena kasus anarkisnya, ada ide untuk pembubaran FPI, namun hal ini ditampik dengan pemikiran bahwa sebuah pemahaman tidak bisa dibubarkan? FPI secara organisasi bisa di bubarkan, tapi mereka akan berganti nama dengan orang yang sama. jika ditangkap, tidak akan menyurutkan kelompok ini, toh setelah itu mereka keluar lagi, seperti di ingat Habib Riziek di tahan beberapa bulan karena kasus penyerangan di Monas, tapi FPI tidak bubar. Demikian halnya dengan pelarangan kelompok-kelompok lain, PKI (partai komunis Indonesia) milisalnya yang dilarang dengan segala upaya bahkan oleh negara sekalipun dan upayanya masih dilakukan hingga saat ini, apakah ideologinya benar-benar hilang? mereka hanya berganti nama dan kaderisasinya terus berlanjut. Tidakkah hal yang sama juga bisa dilakukan oleh kelompok Ahmadiyah? 

Pelarangan Ahmadiyah oleh kelompok pembencinya adalah hal yang dilematis dan seperti lingkaran setan. Siapa yang bisa menahan siar Ahmadiyah didunia maya? tidak dari Indonesia tapi dari luar teritorial Indonesia, karena tidak ada batas teritorial didunia maya. Kekerasan dan ketidak adilan terhadap Ahmadiyah di Indonesia dengan cepat tersiar ke dunia Internasional, lihatlah kasus Cikeusik yang membuat daerah banten dan Indonesia disebut sebagai daerah dan negri bar-bar. Beberapa kali SBY menampik tuduhan dari negara-negara lain tentang kekerasan SARA ini tapi bukti-bukti ini tersebar kemana-mana. 

Cara-cara pembubaran Ahmadiyah diakui tidak hanya dengan cara-cara tradisional yang melalui kekerasan dan penyegelan, tapi dengan cara-cara soft war, yaitu dengan penyiaran berita-berita pernyataa keluarnya anggota ahmadiyah untuk mangankat opini kekeliruan ahmadiyah dan agar mengajak anggota lainnya untuk ikut keluar, tapi bagaimanakah mengajak seseorang dengan keyakinan yang tertanam sejak lahir, bahkan yang sudah merasakan manfaat dari keyakinannya dengan mudah? Ahmadiyah tidak banyak, menurut mereka anggota yang membayar iuran hanya 300ribu - 500ribu diseluruh indonesia, itu berarti 1 juta jika di tambah dengan anak keturunan yang masih kecil. dan mereka adalah orang pribumi yang menerima ajaran ahmadiyah sejak kakek, buyut dan leluhur mereka, sama seperti NU dan Muhammadiyah. Ahmadiyah bukan kelompok masyarakat yang anggotanya orang keturunan India, arab, atau keturunan asing lainnya, mereka orang Aceh, Minang, Betawi, Sunda, Madura, Jawa, Dayak, Bugis, Ambon, Papua, Sasak dan masih banyak lagi, bagaimana menghapuskan mereka?

Atau mungkin ada cara lain yang akan dilakukan untuk membubarkan ahmadiyah? pembunuhan masal seperti pemberangusan pada komunis? setelah ahmadiyah maka selanjutnya Syiah, Keristen, atau kelompok Islam kedaerahan yang kasusnya mulai kelihatan belakangan ini juga. tidakkah dilematis untuk membubarkan sebuah paham? pernahkan anda pelajari apa dan mengapa ahmadiyah dan kelompok lain yang dianggap sesat ini? apa benar mereka merusak? inilah cara yang sekiranya dapat memecahkan masalah ini ketimbang penyerangan dan upaya penyegelan.