Welcome to our website !
Bagi saya, Nasionalisme adalah Loyalitas kepada sebuah Negara. Sayangnya banyak negara yang melakukan hal yang memaksa rakyat untuk loyal bukan membuat mereka loyal dengan sendirinya.
 
Saya datang ke Malaysia pada diawal tahun 2010, disana saya melihat banyak rumah-rumah yang memasang bendera kebangsaannya. Tidak hanya dirumah, tapi juga di kendaraan, taksi, sepeda motor dan sudut-sudut kota, padahal saat itu bukan hari kemerdekaan ataupun hari yang spesial bagi negara tersebut. Memang saat itu pemerintah disana sedang membuat gerakan 1Malaysia yang kampanyenya dimana-mana, dari TV, koran hingga media sosial. Kampanye ini saya duga adalah jawaban dari tudingan pihak opposisis disana, yang menuduh pemerintah bersikap rasis kepada ras Cina dan India.

Lain di Malaysia, lain pula di Indonesia, pasca reformasi 98, banyak orang menyayangkan lunturnya nilai-nilai nasionalisme sebuah negara dengan indikator banyak yang tidak hafal Pancasila. Jarangnya bendera yang berkibar di setiap rumah saat perayaan kemerdekaan RI, 17 Agustus, hal ini di tayangkan TV-TV nasional sebagai kelunturan nilai2 nasionalisme. Pasca kejatuhan Soeharto, sudah tidak ada lagi orang yang menuduh sebuah keluarga sebagai PKI jika tidak memasang bendera saat 17 Agustus. Tidak ada lagi yang membuat seorang siswa tidak naik kelas jika nilai PMP (Pendidikan Moral Pancasila) jeblok, bahkan entah kemana sekarang mata pelajaran itu?

Tapi mari lihat fenomena Kaskus, sebuah media sosial yang awalnya dibuat iseng sebagai forum komunikasi biasa, kini memunculkan sebuah gejala yang unik, terutama saat muncul media sosial lain yang lebih kuat, seperti Facebook dan Twitter. Kaskuser, sebutan untuk pengguna kaskus, tetap loyal mengunjungi media itu, walaupun banyak fitur facebook dibuat yang lebih juga menandingi fitur yang ada di kaskus. Kaskus tidak kehilangan member dan pengunjungnya malah bertambah, walaupun banyak pengguna kaskus yang juga pengguna facebook dan twitter. Sebuah sosial media pasti memiliki kekuranga dan tidak bisa memenuhi semua kemauan member sepenuhnya, bahkan setiap sosial media pasti mempunyai aturan masing-masing yang melarang member melakukan sesuatu yang tidak dibolehkan, begitu pula sangsi dari pembekuan member hingga dikeluarkan dari member. Pertanyaannya, mengapa Kaskus tetap memiliki pengguna yang Loyal? hal yang juga dimiliki oleh facebook dan sosial media lainnya. 

Loyalitas pengguna sosial media yang parsitipatif semacam ini yang seharusnya dilakukan oleh sebuah negara. Sama seperti sosial media, setiap negara pasti memiliki kekurangan dan  aturan, tp apa yang membuat rakyat bisa dengan nyaman menjadi loyal sehingga walau mereka bekerja di negara lain, mereka tetap memiliki loyalitas kepada negaranya. Model negara seperti Indonesia yang beragam, terdiri dari berbagai bangsa, ras dan suku, pastilah memiliki masalah disintegrasi yang kompleks, tapi kembali melihat media-media sosial yang ada, mungkin mereka memiliki keragaman yang lebih dibandingkan negara manapun di dunia. 

mungkin pemikiran ini bisa dikatakan Naif  atau men-Simpifikasi sebuah wacana seperti Nasionalisme, Tapi jangan lupa, sifat dasar setiap manusia adalah mendambakan hidup yang nyaman dan tenang, dan itu yang seharusnya di fikirkan dan dilakukan penyelenggara negara sehingga tidak makin banyak rakyat di perbatasan yang segaja memindahkan patok perbatasan agar mereka bisa menjadi warga negara tetangga karena merasa hidup di negara tersebut lebih nyaman dan tenang. Kenyamanan dan ketenangan rakyat akan membuat mereka menjadi loyal dengan sendirinya, tidak akan pindah walau ada kekurangan, seperti member kaskus yang tetap datang ke kaskus walau ada facebook. 

Abang menemukan video tentang branding menarik tentang perbedaan mind share dan market share. Ini menarik karena merupakan perbedaan antara seberapa besar pengaruh brand dan berapa besar pangsa pasar yang kadang tidak berbanding lurus. Nah, buat anak marketing dan Brand Adviser silahkan simak rekaman 4 video dibawah ini, semoga banyak mendapat manfaat :D





Ber-iklan di Internet saat ini makin marak terutama saat ini dimana google sudah membuka kantor cabangnya di Indonesia. Website lokal dari Indonesia pun mulai banyak menghiasi iklan-iklan di berbagai website dan facebook.

Nah, sebelum anda ingin membuat iklan di media internet/online, mungkin perlu mengetahui beberapa hal yang diperhatikan dalam membuat iklan di media internet.

Ketahui dimana anda harus beriklan
Ada banyak pemain dalam iklan internet, paling tidak ada 2 metode yang dipakai, embedded advertising and website advertising. Embedded advertising adalah media iklan yang buat oleh perusahaan tertentu dan dia bekerja sama dengan pihak ketiga untuk menempelkan iklannya di berbagai website, contohnya google adwords, SITTI, dll.  Dan Website advertising adalah website yang menyediakan layanan beriklan dimana target nya adalah pengunjung website tersebut, contohnya facebook, detik.com, kaskus, dll.

Mengetahui karakteristik pengguna internet
pengguna internet memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan media cetak, electronik dan media luar ruang (baliho, spanduk, dll.). Misalnya dimana mereka membuka internet (kantor apa rumah atau warnet), menggunakan PC atau smartphone, anak muda atau pekerja, beraktifitas di internet saat siang atau malam, dan seterusnya. Biasanya pengguna internet mengharapkan informasi yang lebih cepat, detil dan jelas dibandingkan media iklan lain. pastikan anda mengetahui sasaran target market anda.

Tentukan Target market 
Setelah mengetahui karakteristik pengguna internet, tentukan target market anda. hal ini akan terkaitdalam menetukan dimana sebaiknya beriklan. apakah di google adwords atau detik.com misalnya. beriklan dengan perusahaan iklan yang menempel dengan website lain memang lebih mudah untuk mengkostumisasi target market, tapi pastikan dimana saja mereka menempel iklannya. Jika anda memilih iklan di sebuah website ketahui karakteristik pengguna website tersebut.

Siapkan halaman mengenai informasi produk anda
Ikan di Internet biasanya hanya sebuah link/tautan dengan sedikit kata-kata dan gambar. pastikan anda tidak hanya menautkan iklan ini ke website saja, tapi tautkan ke halaman khusus yang menerangkan produk anda secara lebih detil.

Media
Berbeda dengan media lainnya anda punya lebih banyak cara untuk beriklan. Ada banyak media yang bisa anda pakai, tidak cuma teks iklan seperti iklan baris, gambar banner, tapi juga video, animasi bahkan media suara. Tentukan bentuk apa yang pas dengan strategy iklan anda.    

Biaya
berbeda dengan beriklan di media electronik, cetak dan offline lainnya, di internet anda mempunya banyak pilihan, dari mulai yang gratis hingga berbayar. tentunya tidak sepenuhnya gratis, karena biaya murah atau gratis memerlukan upaya yang lebih besar ketimbang yang berbayar. setidaknya ada beberapa metode yang di pakai. PPC (pay per click) iklan yang anda bayar jika iklan anda di klik pengguna, PPI (pay per impression), iklan yang anda bayar per tayang, iklan per hari, iklan per minggu, iklan per bulan, hingga iklan pertahun dan masih banyak lagi sesuai program yang berikan dari agency ilkan online.

Semoga hal ini bisa membantu anda sebelum melakukan iklan di ranah internet. Jika Anda butuh bantuan mengenai iklan di internet jangan segan hubungi kami di Email: inpixl.com@gmail.com, chat di YM: mirzainpixl, website: www.inpixl.com
Ini matematikanya yang logikanya kacau-balau, dan sesungguhnya sangat memalukan bahwa ini dikeluarkan oleh Depag yang merupakan instansi resmi pemerintah.
"Kepala Pusat Kerukunan Beragama Kemenag RI, Abdul Fatah, menyatakan berdasarkan data tahun 2010, pada tahun 1997 hingga 2004 jumlah gereja Katolik bertambah 153 persen dari 4.934 menjadi 12.473, gereja Protestan 131 persen dari 18.977 menjadi 43.909, jumlah vihara bertambah 368 persen dari 1.523 menjadi 7.129, jumlah pura Hindu naik 475,25 persen dari 4.247 menjadi 24.431, sedangkan masjid hanya bertambah 64 persen dari 392.044 menjadi 643.843." 
  • Gereja Katolik: 153% -- dari 4.934 jadi 12.473; pertambahan = 7.539
  • Gereja Protestan:  131% -- dari 18.977 jadi 43.909; pertambahan = 24.932
  • Vihara: 368% -- dari 1.523 jadi 7.129; pertambahan = 5.606
  • Pura: 475% -- dari 4.247 jadi 24.431; pertambahan = 20.184
  • Masjid: 64% -- dari 392.044 jadi 643.843; pertambahan = 251.799
Jumlah total gereja Katolik, Protestan, vihara dan pura: 12.473 + 43.909 + 7.129 + 24.431 = 175.884
Jumlah total masjid: 643.843
Jumlah total pertambahan gereja Katolik & Protestan, pura dan vihara: 7.539 + 24.932 + 5.606 + 20. 184 = 58.261
Jumlah total pertambahan masjid: 251.799.
Sekarang menjadi terang-benderang bahwa persentase bisa sangat menyesatkan. Angka konkretnya memperlihatkan bahwa jumlah total semua gereja, vihara dan pura bila digabung pun masih kalah jauh banyaknya dibanding jumlah total masjid. Demikian pula total jumlah pertambahannya dari 1997 sampai 2004, jumlah total pertambahan masjid masih jauh di atas jumlah gabungan total pertambahan hereja, vihara dan pura.
Siapa yang dikira oleh Depag akan bisa dibodohi oleh permainan angka-angka ini?
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/12/06/03/m51lw4-pertumbuhan-masjid-di-indonesia-rendah
Pertumbuhan Masjid di Indonesia Rendah
Sunday, 03 June 2012, 20:09 WIB
Republika/Agung Supriyanto

Pertumbuhan Masjid di Indonesia Rendah
Masjid Istiqlal di Jakarta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jumlah pertumbuhan masjid di Indonesia rendah. Demikian yang terlihat dari data statistik pertumbuhan masjid di Indonesia yang dimiliki Kementrian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI). 
Kepala Pusat Kerukunan Beragama Kemenag RI, Abdul Fatah, menyatakan berdasarkan data tahun 2010, pada tahun 1997 hingga 2004 jumlah gereja Katolik bertambah 153 persen dari 4.934 menjadi 12.473, gereja Protestan 131 persen dari 18.977 menjadi 43.909, jumlah vihara bertambah 368 persen dari 1.523 menjadi 7.129, jumlah pura Hindu naik 475,25 persen dari 4.247 menjadi 24.431, sedangkan masjid hanya bertambah 64 persen dari 392.044 menjadi 643.843.
Abdul Fatah juga menyampaikan jumlah penduduk dan rumah ibadah di Indonesia. “Jumlah umat Islam 207.176.162 sedangkan jumlah masjid 239.497, jumlah umat Kristen 16.528.513 dengan jumlah gereja Kristen 60.170, jumlah umat Katolik 6.907.873 dengan jumlah gereja Katolik 11.021, jumlah umat budha 1.703.254 dengan jumlah vihara 2.354, jumlah umat Hindu 4.012.116 dengan jumlah pura 24.837, dan jumlah umat konghucu 117.091 dengan jumlah kelenteng 552,” kata Abdul dalam pesan singkatnya kepada Republika Ahad (3/6).
Menurut Abdul, rendahnya pertumbuhan jumlah masjid di Indonesia dikarenakan masyarakat Indonesia lebih cenderung untuk menambah kapasitas masjid dibandingkan menambah jumlah unit masjid.
Hal senada diungkapkan Direktorat Urusan Agama Islam (Urais) dan Pembinaan Syariah Kemenag RI, A. Jauhari. Jauhari mengatakan terdapat paham keagamaan dalam umat Islam Indonesia yaitu satu desa satu masjid.
“Umat Islam di Indonesia masih menganut paham bahwa satu desa cukup satu masjid. Masjid tidak boleh lebih dari satu dalam satu desa. Jika ditambah, akan menjadi persoalan. Karena itu, masyarakat kita lebih memilih memperbesar masjid dibandingkan membangun masjid baru,” ujar Jauhari.
Jauhari mengungkapkan umat Islam cukup beribadah dalam satu tempat yaitu masjid. Sedangkan umat lainnya, kata Jauhari, jika berbeda aliran berbeda pula tempat ibadahnya. “Karena itu mereka membangun rumah ibadah,” ungkap Jauhari.
Jauhari mengatakan rendahnya pertumbuhan masjid dibandingkan dengan rumah ibadah lainnya merupakan bukti bahwa agama lainnya memperoleh hak yang sama untuk membangun rumah ibadah. “Perizinan pembangunan rumah ibadah tidak susah. Buktinya pertumbuhan rumah ibadah lainnya bertambah,” kata Jauhari


Beberapa hari belakangan saya sedang mempelajari how to music sale, ditengah persaingan antara penjualan dengan pembajakan serta bentuk produk yang disenangi konsumen. Menurut saya jualan lagu itu kayak berjalan di padang pasir, bisa kemana aja, luas tapi perjalanan yang berat. 

Diantara kegiatan ngulik2 saya ternyata ada yang menarik yang dilakukan sekelompok penyanyi dalam mempromosikan lagunya. Mereka adalah Boys2boys, yang didalamnya ada adera dan aji, yang jebolan Indonesia Idol. mereka memulai dengan merekam video di Youtube dan meng-cover lagu-lagu terkenal di kamar bahkan di warung makan, terkadang juga akapela. kegiatan merekam lagu2 ini ternyata di sukai, bermunculan lah penggemar mereka dan diundang ke berbagai event.  

Belakangan mereka meng-upload lagu mereka sendiri yang judulnya "O.K.A.Y" caranya sama, masih menyanyikannya di kamar dengan segala kehebohannya dan tentunya lagu seadaannya, but di akhir video mereka mendengarkan lagu yang sama dengan kualitas dapur rekaman. Hal ini mebuat yang menonton bertanya-tanya dimana bisa mendapatkan lagunya. Yes, pastinya lagu mereka gak jelek makanya banyak yg minta dan pasti banyak yang mencari di google, apa ada di website-website downloader. 

Hal ini berbeda dengan penyanyi lain yang melempar video klip sebagus2nya di youtube, TV dan Radio, yang akhirnya malah menjadi lahan pembajakan. menampilkan lagu dengan kualitas seadanya atau dengan akustic sebelum lagu sebenarnya keluar menurut saya cara yang keren membuat rasa penasaran penonton. Sedikit permasalahan adalah sisi distribusinya, bagaimana mp3 yang di jual tidak lalu di bajak :D tapi mungkin dengan DRM bisa sedikit teratasi. Semoga pencipta lebih kreatif dari pembajak :D