Welcome to our website !
Beberapa berita, baik offline dan online belakangan kembali diwarnai berita tentang ahmadiyah, dari mulai perusakan mesjid ahmadiyah di Babakan Sindang, Singaparna, Tasikmalaya dan pengelasan pintu mesjid mereka di kota Banjar. Semantara itu, Presiden hanya bisa mengatakan 'prihatin' dan pejabat terkait hanya meng-counter dengan bahwa umat ahmadiyah mempunyai hak yang sama di negri ini. 

Tercatat sejak awal tahun 2000 pemeluk ahmadiyah menjadi target buruan beberapa kelompok yang memiliki paham ke-Islaman yang berbeda. Kasus penyerangan terhadap Ahmadiyah terangkat sejak penyerangan markas-nya di Parung 2005 dan puncaknya adalah terbunuhnya 3 anggota Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Tapi perbuaruan ini tidak berhenti disitu, karena pihak penyerangnya berlindung dibalik agama dimana pemerintah sangat 'berhati-hati' dalam menyelesaikannya, paling tidak itu yang di katakan jika tidak mau di bilang 'takut'. 

Pelakunya adalah kelompok yang sama dan berkaitan.

Penyerangan dan perburuan terhadap Ahmadiyah dilakukan oleh beberapa kelompok yang saling berhubungan satusama lain dan dengan pola-pola yang sama dalam memburu ahmadiyah bahkan berafiliasi pada pejabat negara. Semua ini karena perbedaan pemahaman atau sebut saja ideologi dalam Islam. Namun sejarahnya perbedaan Ahmadiyah bukanlah satu-satunya, fakta sejarahnya sudah sejak sebelum kemerdekaan negri ini Agama Islam masuk dalam berbagai pandangan dan aliran. Sebut saja Syiah yang kini juga menjadi sasaran dari kelompok yang sama yang menyerang Ahmadiyah. Aliran tarekat yang memiliki pandangan sufisme yang dianggap bid'ah oleh kelompok ini. Aliran tarekat  yang lain bahkan sudah menjadi pandagan turun-temurun di Sumatra barat, kalimantan dan sulawesi misalnya dan bercampur dengan kebudayaan setempat. Bagaimana Anda menilai Islam Aboge yang menguasai sebuah kampung dengan pakaian khas dan rambut pirangnya? dengan melakukan Solat yang mendekatkan waktu solat satu dengan setelahnya? Dan bisa lebih banyak lagi jika Anda menontonnya di acara 'Ethnic Runaway' di sebuah TV. 

Paling tidak ada 2 pandangan yang saya dapati, yang saya dengar selama berbincang dan mendengarkan setiap ceramah kelompok pembenci Ahmadiyah ini, bahwa keislaman selain kelompoknya adalah sesat yang merusak umat Islam selain itu Islam Primitif. Ahmadiyah, Syiah, dan tarekat modern (yang ada di kota-kota besar) adalah kelompok pertama, sedang kelompok Islam yang kedaerahan adalah Islam primitif. 

Yang saya kenal adalah Amin Djamaludin dan Hartono Ahmad Jaiz yang mengaku sangat mengenal Ahmadiyah dan aliran sesat di Indonesia. Mereka berkeliling daerah me-loby pemuka agama setempat dan memberikan pandangan permusuhan terhadap kelompok selain pandangannya. Gerakan kelompok ini ingin menghapuskan berbagai kelompok Islam yang memiliki pandangan sesat yang merusak menurut mereka dan menyerahkan cara penghapusannya kepada kelompok-kelompok masing-masing dari mulai penyerangan anarkis hingga penyegelan. Masalahnya orang ini tidak punya bukti yang benar terkait dengan tuduhannya.

Penyalahartian adalah upaya yang jitu.

Pada Kasus Ahmadiyah yang menguak, penyegelan mesjid dan pelarangan kegiatan ahmadiyah didasarkan dari SKB 3 mentri agama, dalam negri dan kejaksaan agung, Padahal dalam SKB itu tidak melarang kegiatan kelompok Ahmadiyah. Dalam ranah perdebatan agama, pernyataan apapun yang menyatakan ke Islaman kelompok Ahmadiyah selama ini dianggap kebohongan, pernyataan 2 kalimah Syahadat, adzan dan kitab sucinya adalah al Quran tidak dianggap. Upaya memusyawarahkan permasalahan ini menurut kesaksian anggota Ahmadiyah biasanya adalah usaha memaksa kelompok ini untuk menandatangani pernyataan yang sudah disusun sebelumnya agar kelompok Ahmadiyah membubarkan diri.

Dilema pembubaran Ahmadiyah

Saat muncul wacana tentang pembubaran FPI yang meresahkan karena kasus anarkisnya, ada ide untuk pembubaran FPI, namun hal ini ditampik dengan pemikiran bahwa sebuah pemahaman tidak bisa dibubarkan? FPI secara organisasi bisa di bubarkan, tapi mereka akan berganti nama dengan orang yang sama. jika ditangkap, tidak akan menyurutkan kelompok ini, toh setelah itu mereka keluar lagi, seperti di ingat Habib Riziek di tahan beberapa bulan karena kasus penyerangan di Monas, tapi FPI tidak bubar. Demikian halnya dengan pelarangan kelompok-kelompok lain, PKI (partai komunis Indonesia) milisalnya yang dilarang dengan segala upaya bahkan oleh negara sekalipun dan upayanya masih dilakukan hingga saat ini, apakah ideologinya benar-benar hilang? mereka hanya berganti nama dan kaderisasinya terus berlanjut. Tidakkah hal yang sama juga bisa dilakukan oleh kelompok Ahmadiyah? 

Pelarangan Ahmadiyah oleh kelompok pembencinya adalah hal yang dilematis dan seperti lingkaran setan. Siapa yang bisa menahan siar Ahmadiyah didunia maya? tidak dari Indonesia tapi dari luar teritorial Indonesia, karena tidak ada batas teritorial didunia maya. Kekerasan dan ketidak adilan terhadap Ahmadiyah di Indonesia dengan cepat tersiar ke dunia Internasional, lihatlah kasus Cikeusik yang membuat daerah banten dan Indonesia disebut sebagai daerah dan negri bar-bar. Beberapa kali SBY menampik tuduhan dari negara-negara lain tentang kekerasan SARA ini tapi bukti-bukti ini tersebar kemana-mana. 

Cara-cara pembubaran Ahmadiyah diakui tidak hanya dengan cara-cara tradisional yang melalui kekerasan dan penyegelan, tapi dengan cara-cara soft war, yaitu dengan penyiaran berita-berita pernyataa keluarnya anggota ahmadiyah untuk mangankat opini kekeliruan ahmadiyah dan agar mengajak anggota lainnya untuk ikut keluar, tapi bagaimanakah mengajak seseorang dengan keyakinan yang tertanam sejak lahir, bahkan yang sudah merasakan manfaat dari keyakinannya dengan mudah? Ahmadiyah tidak banyak, menurut mereka anggota yang membayar iuran hanya 300ribu - 500ribu diseluruh indonesia, itu berarti 1 juta jika di tambah dengan anak keturunan yang masih kecil. dan mereka adalah orang pribumi yang menerima ajaran ahmadiyah sejak kakek, buyut dan leluhur mereka, sama seperti NU dan Muhammadiyah. Ahmadiyah bukan kelompok masyarakat yang anggotanya orang keturunan India, arab, atau keturunan asing lainnya, mereka orang Aceh, Minang, Betawi, Sunda, Madura, Jawa, Dayak, Bugis, Ambon, Papua, Sasak dan masih banyak lagi, bagaimana menghapuskan mereka?

Atau mungkin ada cara lain yang akan dilakukan untuk membubarkan ahmadiyah? pembunuhan masal seperti pemberangusan pada komunis? setelah ahmadiyah maka selanjutnya Syiah, Keristen, atau kelompok Islam kedaerahan yang kasusnya mulai kelihatan belakangan ini juga. tidakkah dilematis untuk membubarkan sebuah paham? pernahkan anda pelajari apa dan mengapa ahmadiyah dan kelompok lain yang dianggap sesat ini? apa benar mereka merusak? inilah cara yang sekiranya dapat memecahkan masalah ini ketimbang penyerangan dan upaya penyegelan.
Sudah awam jika facebook adalah media untuk mendekatkan brand dengan konsumen selain website resmi mereka. Facebook juga dipakai untuk iklan dan promosi produk. Bagaimana brand menonjolkan diri di tampilan facebook yang baru, yang disebut 'Timeline'. Ini 13 hal keren yang mereka lakukan:

P&G: Time line identike dengan tampilan visualnya dan 'Old Spice' menguasai semuanya diatas.

KLM: Catat bagaimana armada ini dengan pintarnya menggabungkan cover photo dengan logonya di profil photo.

Ford: Timeline bisa kembali ke masa lalu dan Ford menggunakannya untuk menampilkan sejarahnya.

Burberry: Desainernya mengetahui bahwa gambar besar yang keren adalah kuncinya. Ini adalah kumpulan foto dangan penyanyi Marika Hackman sebagai modelnya.

Brooks Brothers: Timeline adalah tempat yang terbaik untuk menampilkan penghargaan kepada konsumen. ini adalah surat dari President Teddy Roosevelt yang meminta Brooks untuk membuat seragam militer.

TNT: Timeline ini untuuk serial 'Dallas', kembali ke tahun 1970-an dan menampilkan banyak film tuadari J.R. dan lainnya.

American Express: Sejarah lainnya. Ini adalah kartu kredit Amex pertama di tahun 1959.

The White House: Banyak sekali konten disini. Timeline adalah tempat yang terhebat buat brand untuk menampilkan begitu banyak informasi yang mereka ingin sampaikan.

SNL: Mereka menampilkan begitu banyak video tua dari tahun 1970-an.

Ford: Cara lain untuk menampilkan keindahan gambar dari masa lalu terutama untuk brand seperti 'Mustang'  yang memiliki banyak sejarah.

JBrand: Sederhana adalah kaya. Timeline mendorong banyak gambar, tapi lainnya juga ikut membantu.

Nickelodeon: Perusahaan dengan sangat dramatis menampilkan produk yang memang seharusnya ditampilkan di Timeline sekarang.

P&G: Halaman produk 'Tide's' menampilkan bus harapan yang memberikan layanan cuci gratis untuk korban bencana.

Mungkin sudah banyak yang dengar kasus tentang Pak Raden alias Drs Suyadi yang meminta hak ciptanya kepada PFN (Perusahaan Film Negara) tentang tokoh unyil dan kawan-kawan. Beberapa tokoh bersimpati dan membuat kampanye untuk menolong Pak Raden baik melalui media offline maupun media online seperti website, Facebook dan Twitter. Ini beberapa desain yang berhubungan dengan Pak Raden, mana yang kamu suka? :D



Whether you’re starting your own freelance business or launching a start-up, getting your new brand into the universe can be just plain scary. But, just like anything else, nothing is ever as hard as that first step.
With a little bit of guidance, a little more elbow grease, and that big ol’ creative brain of yours, getting people excited about what you’re doing will be easier than you think. Here are four effective (and affordable!) ways you can start getting the word out.

1. Host Your Own Focus Group

If you feed them, they will come. Throw together your favorite dish and gather your friends, family, and neighbors (and theirs too), for a casual focus group. Between bites, fill them in on what you’re doing. Since they already know you, it will be easy for them to ask lots of questions (some of which you may not have considered). Also, don’t forget you’ve invited them for a purpose, so be sure to keep a notebook handy to jot down all the feedback and suggestions you get.
Although feedback isn’t always easy to hear, ultimately both you and your brand will grow as a result—not to mention, your guests will feel invested by having the opportunity to contribute. If you can stand the baking and houseguests, make it regular event. It’s a great way to nurture your network and keep your brand buzzing in the ears of your current and future fans.

2. Generate Valuable Content

The phrase “Content is King” may be a jargon-laced aphrodisiac for marketing executives, but how does it apply to your brand? It’s simple: Creating content—articles, videos, whatever—is a great way to get your name out there, but only if it’s good. The content you share should be a value-add, not a sales pitch.
For example, if you bake and sell personalized ginger cookies, writing a blog post titled “Why You Need Ginger Cookies with Your Name on Them and Why You Should Buy Them From Me” isn’t going to cut it. Yes, technically it’s content, but is it something your audience needs or wants to know? No. Instead, post a topical article like “Ginger ranked #6 in Top 10 Foods for Cognitive Health” and include your thoughts, along with links to relevant pages or articles on your site.
When brainstorming content ideas, don’t forget, you’re a consumer too. Research your favorite brands to see how they use content to keep you coming back for more.
Also, always be on the lookout for valuable content to share with your network. Find an article that covers an interesting topic in your industry? Link to it. Find a website that targets your audience? Pitch an interview. Positioning yourself as an expert not only on your product, but on your whole market will build a strong reputation for your brand.

3. Develop Your Platforms

So, now that you’ve compiled all that meaty content, what do you do with it?
In PR, we consider the platforms we use to distribute our message to be just as important as the message itself. And these days, one of the most important platforms you have is your blog or website. Think of this as your foundation platform—your home base. Which means, in addition to all the content you’ll be posting, you also want it serve as your virtual biography. Be sure to include an “about” section that tells the story of your brand in your own words.
(Note: If you’re breaking out in hives at the thought of starting your own blog or website, don’t worry—you’ll have lots of choices that cater to the less tech-obsessed. Both Tumblr and WordPress are great places to start, not to mention free!)
Once your foundation platform is up and running, you’ll need a way to tell everyone how to find you, and that’s where social media comes in. Familiarize yourself with outlets that speak specifically to your brand and audiences: Naturally, Facebook, Twitter, and LinkedIn are a must, but be sure to investigate other platforms like Instagr.am, foursquare, Pinterest, YouTube, and Meetup, too.
More importantly, keep your pages updated and active. It’s better to post frequently on a few platforms rather than infrequently on many platforms. Also, remember the Internet almost never forgets, so make sure every post is something you’d be proud to have associated with your brand, both today and years down the road.

4. Participate

You hear it all the time, but it’s so true: Get out there! Don’t ever forget the power of PR’s oldest friend: a face-to-face conversation. Attend events in your industry, volunteer in your community, and nurture your growing network. Join entrepreneurial groups and women’s leadership groups. If you aren’t sure where to start, try looking up your competition. See what associations they’re affiliated with and what conferences they attend, and make a point to go as well. The more people you engage, the better your brand will be known—and that’s arguably the most important part of getting it off the ground.

Now you’re ready to venture out to boost your brand! As you progress, don’t forget that brands are constantly evolving. How you talk about your brand will shift based on the feedback you receive, as well as changes in the market. But don’t worry—that’s not only allowed, it’s expected. Be sure to go back to the drawing board occasionally, and see if your message needs a refresher. If it does, you know just how to proceed.

Sebuah artikel yang menarik saya temukan terkait membangun brand oleh Hermawan Kertadjaya. Artikel ini di tulis oleh Alina Mustaidah di website bisnisukm.com. saya mencoba menyadur dan meringkas artikel ini agar lebih mudah dan cepat dibacanya :D So, selamat membaca yah.

“Adakah perusahaan, yang ketika dia tutup dan produknya sudah tidak keluar, konsumen akan sedih?” itu pertanyaan Hermawan kertadjaya. Jika Anda menemukan jawabannya, itulah produk pemilik brand (merk) yang sangat kuat. Menciptakannya, tentu saja tidak cukup hanya dengan beriklan. Baik itu di media cetak (printing ad), iklan luar ruang (outdoor), maupun iklan-iklan model baru.

Membangun brand yang kuat perusahaan tidak boleh hanya mengandalkan iklan. Perusahaan harus melakukan sesuatu yang mengena di benak konsumen, tidak sekadar menjual tetapi memiliki implikasi jangka panjang.
Perusahaan yang memiliki reputasi bagus tidak lagi memerlukan promosi, marketing, public relation, atau corporate social responsibility (CSR) karena hal itu telah terjadi dengan sendirinya. Cara baru membangun brand adalah dengan membentuk bisnis yang dicintai oleh oleh konsumen juga karyawan perusahaan.

Hal ini terkait reputasi. Bagi customer, reputasi yang baik akan menentukan keputusan membeli. Bagi karyawan perusahaan, nama baik akan memicu mereka untuk loyal dan berkomitmen. Selain itu, nama baik juga akan menarik media untuk terus mengikuti perkembangan.

contoh dari reputasi yang baik ini adalah The Body Shop dan Apple. The Body Shop, dikenal sebagai produk yang ramah lingkungan sehingga bisa mengambil simpati konsumen di seluruh dunia. Selain itu, Anita Roddick, pencipta merek tersebut, dikenal sebagai aktivis lingkungan hidup dan bisnisnya juga sangat concern terhadap perekonomian dunia ketiga.
Sedangkan produk-produk Apple dikenal memiliki reputasi tersendiri dibanding produk elektronik sejenis. Bahkan saat ini, perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs itu telah menjual jutaan keping produknya dan menciptakan konsumen yang loyal.
Dalam membangun brand yang kuat, harus dimulai dengan menyinergikan pikiran, hati, dan jiwa, yang lantas diimplikasikan kepada model bisnis dengan menciptakan misi, visi, dan nilai. Misinya, perusahaan bisa memberi manfaat kepada manusia dan lingkungan. Visinya, perusahaan bisa menjadi yang terdepan dalam menciptakan inovasi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dan nilainya adalah menciptakan nilai keekonomian, lingkungan yang sehat, dan mendukung perkembangan sosial.
Menurutnya, perusahaan perlu melakukan usaha-usaha untuk mempertahankan diri bagi orang-orang yang mencintai perusahaan. Akhirnya, perusahaan akan mampu menciptakan brand-nya akan mempunyai brand integrity, brand identity, dan brand image.